JAKARTA (IndoTelko) - Masih ingat dengan kasus kebocoran data mahasiswa sebuah perguruan tinggi tepat setahun lalu yang bahkan mengungkap bukan hanya nama, alamat, dan tanggal lahir, melainkan juga detail foto rumah, pekerjaan, dan slip gaji orang tua mahasiswa?
Itu hanya satu dari sekian banyak contoh betapa lembaga pendidikan, tidak peduli apakah sekolah dasar atau perguruan tinggi, negeri atau swasta, tak ubahnya perusahaan di industri lain seperti telekomunikasi, perbankan, asuransi, ritel, dan pertambangan yang tak luput dari incaran kejahatan siber.
Menurut Network Group Department Head Multipolar Technology PT Multipolar Technology Tbk (IDX: MLPT), Ade Wachyu, informasi akademik, data karyawan, data mahasiswa, dan data keuangan perguruan tinggi termasuk data krusial yang harus dijaga keamanannya supaya tak disalahgunakan oleh pihak yang tidak berkepentingan.
"Banyaknya kasus kebocoran data pribadi mahasiswa di ranah digital beberapa waktu lalu memaksa perguruan-perguruan tinggi untuk meningkatkan sistem keamanannya,” kata Ade dalam seminar bertema “Secure Your Data by Preventing Cyber Threats in Learning Environment” yang diselenggarakan oleh Multipolar Technology beberapa waktu lalu.
Multipolar Technology, anak perusahaan PT Multipolar Tbk (IDX: MLPL) yang fokus membantu proses automasi perusahaan berbagai sektor di Tanah Air, menawarkan berbagai solusi untuk mengantisipasi tindak kejahatan siber, salah satunya FortiGate Next-Generation Firewall.
FortiGate Next-Generation Firewall keluaran Fortinet merupakan solusi yang mampu menghalau ancaman keamanan siber secara komprehensif. Solusi itu bekerja dengan mengombinasikan antara fungsi firewall, network device filtering, application control, dan data loss prevention.
“Lembaga pendidikan di era digital saat ini amat perlu menggunakan solusi semacam itu karena banyak pintu yang memungkinkan malware, spam, phishing, dan virus lainnya menyusup ke jaringan internal yang terkoneksi dengan jaringan-jaringan internet dari luar,” jelasnya.
Bayangkan, setiap perguruan tinggi memiliki ribuan mahasiswa dan mereka menggunakan perangkat dan jaringan internet masing-masing (bring your own device/BYOD, bahkan kebanyakan dari internet publik, untuk mengakses web atau apps kampus tanpa tahu apakah semua itu terbebas dari malware atau tidak. Padahal, satu saja perangkat mahasiswa terinfeksi malware bisa menjalar ke seluruh jaringan yang ada.
Ancaman semacam itu pasti ada dan akan semakin banyak karena saat ini hampir semua sekolah dan universitas menaruh segala informasi, mulai dari data siswa/mahasiswa, tugas, hingga penilaian, pada server jaringan internal kampus. Hal itu berpotensi menjadi jalur pencurian data jika tak diproteksi.
Sementara, Solutions Specialist Multipolar Technology, Fadhli Pratama menambahkan, FortiGate Next-Generation Firewall yang didukung FortiManager dan FortiAnalyzer saling terintegrasi membentuk security fabric sehingga cocok digunakan oleh lembaga-lembaga pendidikan karena mampu memfilter, menganalisis, dan memonitor segala bentuk ancaman siber, termasuk malware dan phishing, khususnya pada keamanan jaringan, sehingga terhindar dari praktik pencurian data seperti kasus-kasus sebelumnya.
Tidak hanya itu, FortiGate Next-Generation Firewall juga bertugas membatasi akses bandwidth agar sama rata dan bisa menentukan prioritas penggunaan bandwidth manakala siswa atau mahasiswa menggunakan jaringan internet sekolah atau kampus dalam waktu yang bersamaan.
Penggunaan solusi tersebut menjadi strategi ideal bagi lembaga pendidikan dalam upaya melindungi data sensitif, memastikan keamanan jaringan, sekaligus mewujudkan transformasi digital yang aman dan modern.
“Dengan tim yang expert dan berpengalaman di bidang keamanan siber, Multipolar Technology siap membantu lembaga-lembaga pendidikan, baik sekolah maupun universitas, yang ingin menggunakan solusi ini,” katanya. (mas)